Kamis
I Prinsip-Prinsip Berkenaan Dengan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan
Konseling Perkembangan
Dewasa ini substansi layanan
bimbingan dan konseling bagi peserta didik di sekolah adalah bimbingan dan konseling perkembangan.
Dalam kaitannya dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, Muro dan
Kottman (1995:50-53) mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling perkembangan
adalah bimbingan dan konseling yang di dalamnya mengandung prinsip-prinsip
dasar sebagai berikut:
a.
Bimbingan dan Konseling
diperlukan oleh seluruh siswa.
Kegiatan bimbingan
dan konseling diperlukan oleh seluruh siswa, termasuk di dalamnya siswa yang
mengalami kesulitan. Seluruh siswa ingin memperoleh pemahaman diri,
meningkatkan tanggung jawab terhadap kontrol diri, memiliki kematangan dalam
memahami lingkungan, dan belajar membuat keputusan. Setiap siswa memerlukan
bantuan dalam mempelajari cara pemecahan masalah, dan memiliki kematangan dalam
memahami nilai-nilai. Semua siswa memerlukan rasa dicintai dan dihargai,
memiliki kebutuhan untuk meningkatkan kemampuannya, dan memiliki kebutuhan
untuk memahami kekuatan pada dirinya.
b.
Bimbingan dan konseling
perkembangan memfokuskan pada pembelajaran siswa.
Sekolah saat ini
membutuhkan tenaga-tenaga spesialis. Spesialis untuk membantu siswa membaca,
memainbkan instrument musik, dan membantu pertumbuhan fisik. Guru pembimbing
atau konselor dapat dipandang sebagai spesialis dalam pertumbuhan dan
perkembangan siswa, dalam mempelajari dan memahamidunia dalam diri siswa. Guru
pembimbing ( konselor ) juga bekerja sebagai perancang dan pengembang kurikulum
dalam mengembangkan kognitif, afektif, dan pertumbuhan fisik. Kurikulum yang
dikembangkan konselor menitikberatkan pada pembelajaran manusia dan pemanusiaan
peserta didik. Secara operasional, konselor merupakan anggota tim dari suatu tim
yang terdiri atas orangtua, guru, konselor, pengelola, dan spesialis lainnya.
Tugas mereka membantu siswa untuk belajar. Siswa yang memiliki kesulitan
hendaknya tetap belajar, dan siswa yang lambat belajar hendaknya dibantu untuk
belajar sebanyak mungkin, sehingga semua siswa terlibat dalam proses
pembelajaran. Tugas sekolah adalah menyelenggarakan pembelajaran, sedangkan
tugas bimbingan dan konseling perkembangan adalah membantu siswa untuk belajar.
c.
Guru pembimbing (konselor) dan
Guru adalah fungsionaris bersama dalam program bimbingan dan konseling
perkembangan.
Pendidikan di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) lebih berorientasi pada siswa daripada pada
pelajaran. Oleh karena itu, konselor dan guru bekerja sama membantu
menyelesaikan masalah siswa. Guru pembimbing (konselor) membantu guru dalam
menelusuri masalah siswa, mendengarkan sungguh-sungguh perasaan yang dicurahkan
siswa, memperjelas, menentukan pendekatan yang akan digunakan dan membantu
mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang baru.
d.
Kurikulum yang diorganisasikan
dan direncanakan merupakan bagian penting dalam bimbingan dan konseling
perkembangan.
Seluruh program
bimbingan perkembangan hendaknya berisi perencanaan dan pengorganisasian
kurikulum yang matang. Sama halnya dengan kurikulum sekolah yang biasa, seperti
: Matematika, IPA, IPS; layanan dasar bimbingan perkembangan berisi tujuan dan
sasaran untuk membantu siswa dalam pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
Kurikulum menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan pertumbuhan yang normal.
Materi program berupa kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan harga diri,
motivasi berprestasi, kemampuan pemecahan masalah, perumusan tujuan,
perencanaan, efektifitas hubungan antara pribadi, ketrampilan berkomunikasi,
keefektifan lintas budaya,dan perilaku yang bertanggung jawab.
e.
Program bimbingan dan konseling
perkembangan peduli pada penerimaan diri, pemahaman diri, dan peningkatan diri.
Kegiatan dalam
bimbingan perkembangan dirancang untuk membantu siswa mengetahui lebihn banyak
tentang dirinya, menerima dirinya, serta memahami kekuatan pada dirinya.
f.
Bimbingan dan konseling
perkembangan memfokuskan pada proses mendorong perkembangan.
Metode mendorong
(encouragement) perkembangan diarahkan untuk:
1.
Menempatkan nilai pada diri
siswa sebagaimana dirinya sendiri;
2.
Percaya pada dirinya;
3.
Percaya akan kemampuan diri
siswa, membangun penghargaan akan dirinya;
4.
Pengakuan untuk bekerja dan
berusaha dengan sungguh-sungguh;
5.
Memanfaatkan kelompok untuk
mempermudah dan meningkatkan perkembangan siswa;
6.
Memadukan kelompok sehingga
siswa merasa memiliki tempat dalam kelompok;
7.
Membantu perkembangan
ketrampilan secara berurutan dan secara psikologis memungkinkan untuk sukses;
8.
Mengetahui dan memfokuskan pada
kekuatan dan aset siswa;
9.
Memanfaatkan minat siswa
sebagai energi dalam pengajaran.
g.
Suatu proses “menjadi”,
sehingga pertumbuhan fisik dan psikologisnya memiliki berbagai kemungkinan
sebelum mencapai masa dewasa. Oleh karenanya pengembangan yang terarah adalah
sesuatu yang lebih penting.
h.
Bimbingan dan konseling
perkembangan sebagai “team oriented” menuntut pelayanan konselor yang
profesional.
Keberhasilan
bimbingan dan konseling perkembangan memerlukan upaya bersama seluruh staf di
sekolah. Untuk memperoleh keefektifan maksimum dari program sekolah hendaknya
memiliki akses terhadap pengetahuan dan ketrampilan konselor yang terlatih,
antara lain dalam konseling individual, konseling kelompok, pengukuran dan
perkembangan siswa.
i.
Bimbingan dan konseling
perkembangan peduli dengan identifikasi awal akan kebutuhan – kebutuhan khusus
siswa.
Guru pembimbing
(konselor) bekerjasama dengan guru untuk menemukan kebutuhan siswa, yang jika
tidak terpenuhi akan menjadi kendala dalam kehidupan siswa berikutnya.
Melakukan pendekatan dengan siswa baik secara individual maupun kelompok.
Menjalin hubungan erat dengan orangtua merupakan bagian yang tak terpisahkan
dalam melaksanakan identifikasi kebutuhan siswa.
j.
Bimbingan dan konseling
perkembangan peduli dengan penerapan psikologi.
Guru pembimbing
(konselor) perkembangan tidak sekedar peduli pada “assessment” kemampuan anak
untuk belajar, melainkan pada penerapan psikologi pada bagaimana anak
menggunakan kemampuannya.
k.
Bimbingan dan konseling
perkembangan memiliki kerangka dasar psikologi anak, psikologi perkembangan,
dan teori belajar.
l.
Bimbingan dan konseling
perkembangan memiliki sifat mengikuti urutan dan lentur.
Dalam implementasinya,
bimbingan dan konseling perkembangan mengikuti urutan, artinya program
bimbingan dan konseling perkembangan dirancang sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa, dan lentur dalam arti program hendaknya disesuaikan dengan
perbedaan individual.
Dari penjelasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa Bimbingan dan konseling perkembangan adalah proses pemberian
bantuan yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan, minat, issue-isue
yang berkaitan dengan tahapan perkembangan siswa, dan merupakan bagian penting
dan integral dari keseluruhan program pendidikan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar